Studi Kasus BMW: Mengembangkan Sistem Takt Time dengan Lean Digital

Biz-A manufacturing execution system

Bagaimana BMW Mengembangkan Sistem Takt Time untuk Meningkatkan Efisiensi Produksi

Pendahuluan

Albert Reichl, BMW Production Network 2 Management Production Partner untuk Indonesia, memiliki target yang jelas: 16 mobil harus selesai dalam satu shift produksi. Artinya, setiap 30 menit harus keluar satu unit mobil baru dari lini perakitan. Untuk mencapai target ketat ini, sistem produksi harus dirancang dengan prinsip Lean Manufacturing — setiap workstation bekerja dengan waktu proses yang selaras agar alur produksi berjalan tanpa bottleneck. Di sinilah peran Takt Time menjadi kunci. Dengan menentukan waktu ideal per unit dan menampilkannya secara real-time di setiap stasiun kerja, operator dapat mengetahui berapa waktu tersisa untuk menyelesaikan bagiannya. Sistem ini tidak hanya meningkatkan ritme produksi, tetapi juga membangun disiplin dan kesadaran waktu bagi setiap pekerja di lini perakitan.

Tantangan Produksi di BMW

Meskipun konsep takt time terdengar sederhana di atas kertas, penerapannya di lapangan tidak semudah itu. Di lini perakitan BMW, setiap workstation memiliki kompleksitas dan variasi kerja yang berbeda — mulai dari pemasangan komponen besar hingga pemeriksaan detail akhir. Perbedaan sekecil apa pun dalam waktu pengerjaan bisa menimbulkan ketidakseimbangan antar stasiun, menyebabkan komponen tidak bisa bergerak ke workstation berikutnya.

Selain itu, sistem manual untuk memantau takt time sering kali tidak cukup akurat. Operator harus memperkirakan sendiri apakah mereka bekerja lebih cepat atau lebih lambat dari target. Tanpa sistem yang menampilkan waktu tersisa secara real-time, sulit menjaga ritme yang konsisten antar tim.

Kondisi ini membuat manajemen produksi menghadapi dilema: bagaimana memastikan semua workstation bergerak dalam tempo yang sama, tanpa menambah beban administratif atau mengganggu fokus operator di lantai produksi?

Pendekatan dan Metodologi

Proyek pengembangan sistem takt time ini dimulai dari sebuah pertemuan awal dengan Mr. Albert Reichl, Production Partner BMW untuk Indonesia. Dalam diskusi tersebut, beliau menjelaskan bagaimana sistem takt time saat itu berjalan secara manual dan seperti apa sistem digital yang ia bayangkan: real-time, akurat, dan mudah dipahami oleh operator di lini perakitan.

Setelah memahami kebutuhan tersebut, tim kami membuat sebuah proof of concept (PoC) untuk menunjukkan bagaimana sistem ini akan bekerja. PoC itu mendapat persetujuan Mr. Albert, dan akhirnya kami resmi dipilih sebagai vendor pengembang sistem takt time untuk BMW. Tantangan besar segera muncul. Kontrak baru kami terima pada 7 Oktober 2015, dan sistem harus beroperasi sebelum 30 November 2016, bertepatan dengan acara peluncuran BMW Series 7 terbaru. Dengan tenggat yang begitu ketat, kami memutuskan menggunakan metodologi Agile agar pengembangan perangkat keras dan perangkat lunak bisa berjalan paralel dan iteratif. Setiap sprint berfokus pada fungsionalitas inti — mulai dari tampilan waktu tersisa hingga integrasi dengan sensor di lini produksi — memastikan setiap versi siap diuji dan diperbaiki dengan cepat.

Implementasi Sistem di Lini Produksi BMW

Tahap implementasi menjadi bagian paling menantang dari seluruh proyek ini. Mr. Albert hanya memberikan konsep besar tentang sistem yang ia inginkan — sisanya harus kami jabarkan dan klarifikasi sendiri di lapangan. Banyak detail teknis yang baru muncul setelah sistem mulai dikembangkan. Untuk perangkat lunak, proses iterasi ini relatif mudah; kami bisa menyesuaikan cepat berdasarkan umpan balik pengguna. Namun untuk perangkat keras, setiap perubahan membawa konsekuensi besar.

Switch box takt time & Andon system BMW
Switch box takt time & Andon system BMW

Salah satu momen paling berkesan adalah ketika beam baja yang digunakan untuk menggantung monitor dan sakelar darurat telah terpasang dengan rapi di beberapa stasiun, tetapi harus dibongkar ulang karena tidak sesuai dengan standar pabrik. Tantangannya bukan itu saja. Tim kami bekerja dari malam hingga dini hari, karena pekerjaan hanya bisa dilakukan setelah jam produksi selesai. Tekanan waktu dan koordinasi dengan tim pabrik membuat proyek ini terasa seperti lomba melawan waktu. Namun berkat manajemen proyek yang disiplin dan kerja sama tim yang solid, semua tantangan tersebut dapat diatasi. Pada hari peluncuran BMW Series 7, kami akhirnya melihat hasil nyata dari kerja keras itu — monitor-monitor takt time, lampu indikator darurat, dan sakelar di setiap stasiun produksi tampil dalam dokumentasi acara tersebut.

Pengalaman berharga inilah yang menjadi dasar kami mengembangkan Manufacturing Execution System.

Takt Time di salah satu workstation pabrik BMW
Takt Time di salah satu workstation pabrik BMW

Hasil dan Dampak

Hasil akhir dari proyek ini bukan sekadar sistem digital yang menampilkan waktu — tetapi sebuah perubahan budaya kerja di lini produksi. Sebelumnya, operator hanya mengandalkan insting dan pengalaman untuk memperkirakan apakah mereka bekerja sesuai target. Kini, dengan sistem takt time yang menampilkan waktu tersisa secara real-time di setiap stasiun, setiap orang di lini perakitan memiliki kesadaran ritme produksi yang sama.

Dashboard takt time & andon system BMW
Dashboard takt time & andon system BMW

Monitor di setiap workstation berfungsi sebagai “detak jantung” pabrik. Lampu indikator akan menyala jika waktu hampir habis, mendorong operator untuk menyelesaikan pekerjaan tepat waktu tanpa menurunkan kualitas. Dari sisi manajemen, sistem ini juga memberikan data aktual tentang kinerja setiap stasiun — data yang sebelumnya sulit didapatkan secara manual. Selain meningkatkan efisiensi dan line balance, sistem ini memperkuat komitmen BMW terhadap penerapan prinsip Lean Manufacturing secara nyata. Proyek ini menjadi contoh bagaimana kolaborasi antara visi manajemen dan solusi digital dapat menghasilkan dampak langsung terhadap produktivitas, disiplin, dan transparansi di lantai produksi.

Pelajaran yang Dipetik & Kesimpulan

Proyek pengembangan sistem takt time untuk BMW menjadi pengalaman berharga yang menunjukkan bahwa teknologi hanyalah satu bagian dari kesuksesan proyek — sisanya adalah kolaborasi, komunikasi, dan adaptasi.

Kami belajar bahwa dalam proyek industri besar, sering kali kebutuhan tidak sepenuhnya jelas di awal. Tim pengembang harus siap menafsirkan visi klien, membuat prototipe cepat, dan berani meminta klarifikasi. Pendekatan Agile terbukti sangat membantu — setiap iterasi kecil membawa kami lebih dekat ke solusi akhir yang benar-benar digunakan di lapangan.

Dari sisi teknis, kami juga memahami pentingnya sinkronisasi antara hardware dan software, terutama dalam lingkungan manufaktur yang kompleks. Kesalahan sekecil posisi tiang baja bisa berdampak besar terhadap jadwal proyek. Namun dengan manajemen proyek yang disiplin dan semangat kerja tim yang tinggi, sistem akhirnya berjalan tepat waktu dan digunakan dalam acara peluncuran BMW Series 7. Proyek ini memperkuat keyakinan kami bahwa digitalisasi manufaktur — baik melalui sistem takt time maupun MES — bukan hanya soal efisiensi, tetapi tentang membangun budaya kerja yang terukur, transparan, dan berkelanjutan.

Launching BMW seri 7 di pabrik Sunter tanggal 30 November 2016
Launching BMW seri 7 di pabrik Sunter tanggal 30 November 2016

Ingin tahu bagaimana sistem seperti takt time dan MES bisa diterapkan di pabrik Anda? Silakan kontak kami.

Baca juga artikel kami: