5 Perbedaan ERP dan MES

5 perbedaan ERP dan MES

Perbedaan ERP dan MES: Memahami Dua Sistem Penting di Dunia Manufaktur

Pendahuluan

Beberapa tahun lalu, sebuah pabrik kantong plastik besar di Indonesia memutuskan untuk “naik kelas” dengan mengimplementasikan sistem ERP ternama asal luar negeri — yang namanya diawali huruf O. Nilai investasinya fantastis: miliaran rupiah, dengan tim proyek yang bekerja lembur berbulan-bulan demi menjalankan transformasi digital besar-besaran.

Namun, hasilnya tidak seperti yang diharapkan. Setelah sistem go-live, para operator di lantai produksi kesulitan mengikuti instruksi yang kompleks dan semuanya berbahasa Inggris. Proses pencatatan menjadi lambat, produksi malah tersendat, dan akhirnya, sistem tersebut berhenti digunakan.Kegagalan ini bukan hal langka. Banyak pabrik yang terjebak dalam asumsi bahwa ERP bisa menggantikan seluruh kebutuhan operasional pabrik, padahal ERP dan Manufacturing Execution System (MES) memiliki peran yang berbeda. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara jelas apa perbedaan ERP dan MES, dan mengapa keduanya justru saling melengkapi dalam dunia manufaktur modern.

Apa itu ERP?

ERP (Enterprise Resource Planning) adalah sistem yang dirancang untuk mengintegrasikan seluruh proses bisnis dalam sebuah perusahaan ke dalam satu platform terpadu. Tujuannya adalah agar setiap departemen — mulai dari keuangan, pembelian, gudang, hingga sumber daya manusia — dapat bekerja dengan data yang sama dan saling terhubung.

Dengan ERP, manajemen bisa memantau aliran bahan baku, status pesanan pelanggan, maupun kondisi stok secara real-time. Sistem ini sangat membantu dalam perencanaan dan pengambilan keputusan di level manajerial.Namun, meskipun ERP memberikan visibilitas besar terhadap bisnis secara keseluruhan, fokus utamanya bukan di lantai produksi. ERP lebih kuat dalam perencanaan (planning) dan pelaporan (reporting), bukan eksekusi (execution). Karena itulah, ketika digunakan langsung oleh operator pabrik yang membutuhkan kecepatan dan kemudahan input data, sistem ERP sering kali terasa terlalu rumit — apalagi jika tampilannya kompleks dan berbahasa asing. Perbedaan ERP dan MES inilah yang harus dipahami

Apa itu MES?

MES (Manufacturing Execution System) adalah sistem yang berfokus langsung pada aktivitas di lantai produksi (shop floor). Jika ERP membantu manajemen merencanakan apa yang harus diproduksi, maka MES membantu pabrik menjalankan bagaimana proses produksi itu dilakukan.

Melalui MES, perusahaan dapat memantau status mesin, progres produksi, performa operator, serta kualitas produk secara real-time. Sistem ini biasanya terhubung langsung dengan mesin atau perangkat IoT, sehingga setiap aktivitas — mulai dari mulai produksi, berhenti, hingga hasil cacat — bisa tercatat otomatis tanpa perlu input manual yang rumit. MES dirancang dengan antarmuka yang lebih praktis dan mudah digunakan oleh operator pabrik, bahkan bagi mereka yang tidak terbiasa dengan sistem komputer yang kompleks. Di sinilah peran MES menjadi pelengkap ideal untuk ERP: jika ERP mengelola data bisnis dan perencanaan, MES memastikan proses di lapangan berjalan efisien, terukur, dan sesuai standar produksi.

Perhitungan COGM yang Tidak Diperlukan

Saat perusahaan memaksa menggunakan ERP untuk menjadi sistem produksi di lantai pabrik, maka akan ada hal fatal yang akan terjadi. Ceritanya mirip dengan klien kami yang lain — sebuah pabrik teh terbesar di Indonesia.

Salah satu fitur unggulan ERP adalah kemampuannya untuk menghitung COGS (Cost of Goods Manufactured) atau Harga Pokok Produksi secara akurat. Selain biaya bahan baku, ia juga bisa menghitung bisa tenaga kerja langsung dan pengalokasian overhead pabrik. Mau menggunakan standard cost maupun Activity based costing, sebut saja. ERP bisa lakukan itu semua.

Hanya saja, bila ERP digunakan di pabrik dengan proses produksi yang panjang, maka ERP akan mencoba untuk menghitung COGM di setiap proses produksi. Akibatnya, proses input data semakin hari akan menjadi semakin lambat. Dalam cerita klien kami, sangking lambatnya, mereka terpaksa harus cut off data setiap 6 bulan.

Berbeda dengan ERP, MES hanya fokus dengan kuantitas barang produksi. Perhitungan COGM hanya terjadi di ujung setelah barang jadi terbentuk. Semua proses di antara bahan baku dan barang jadi, HPP-nya tidak dihitung. Perbedaan ERP dan MES ini yang perlu dipahami di awal sebelum memutuskan untuk menggunakan MES.

Pihak yang Berkepentingan: CFO vs Kepala Pabrik

Perbedaan ERP dan MES yang kedua adalah dari sisi pihak yang berkepentingan. Kalau ERP, pihak yang paling berkepentingan adalah CFO atau Chief Finance Officer. ERP yang sukses diimplementasi akan menghasilkan laporan keuangan yang akurat dan tepat waktu.

Kalau MES, pihak yang paling berkepentingan adalah kepala pabrik. Manajemen memberikan tanggung jawab kepada kepala pabrik untuk mengejar target produksi secara efisiensi, memenuhi kualitas yang ditetapkan dan sesuai jadwal. Tanpa MES, sulit bagi kepala pabrik untuk memonitor dan mengendalikan pabriknya secara efektif.

Dinamika vs SOP yang Ketat

Perbedaan ERP dan MES yang ketiga adalah di sisi seberapa ketat SOP (standard operating procedure) yang diterapkan.

Ada cerita lain di pabrik plastik yang disebut di atas. Ada ketika di mana proses produksi harus diubah tiba-tiba karena adanya lonjakan permintaan atas warna kantong tertentu yang stoknya tidak tersedia. 

Situasinya adalah: jadwal produksi sudah dibuat untuk 2 hari ke depan dan tidak bisa dihapus. 

Akibatnya, proses produksi tetap dilaksanakan dengan mengabaikan jadwal produksi yang sudah disusun oleh ERP. Dan ujung-ujungnya, kembali ke manual lagi, yaitu pakai kertas dan pena untuk membuat jadwal produksi.

MES dirancang agar mampu mengantisipasi dinamika di lantai produksi seperti itu. Jadwal produksi yang tiba-tiba harus diganti, operator pabrik yang tidak masuk, mesin tiba-tiba rusak, dan lain sebagainya. MES yang bagus harus mampu memberikan otoritas pemimpin lapangan, yaitu mandor atau kepala regu bermanuver untuk mengantisipasi dinamika tersebut.

Value yang Berbeda: Ketepatan vs Kecepatan

Perbedaan ERP dan MES yang keempat yaitu dari sisi value. Kalau di ERP, selisih 1 sen pun harus dicari. Kalau perlu tidak pulang ke rumah. 

Bagi ERP, yang paling penting adalah ketepatan. Laporan keuangan keluar terlambat, bahkan sampai berbulan-bulan pun, tidak apa-apa. Yang penting angkanya tepat.

Sedangkan kalau diproduksi, selisih sedikit-sedikit masih bisa ditolerir. Yang penting cepat. 

Perbedaan kepentingan inilah yang menyebabkan ERP tidak bisa digunakan di lantai produksi.

Tabel Perbedaan ERP dan MES

Perbedaan ERP dan MES yang terakhir adalah fokusnya. Bisa dilihat di tabel di bawah ini.

ERP

MES

Fokus

Manajemen bisnis

Operasi produksi

Pihak yang berkepentingan

CFO

Kepala produksi

Prioritas

Ketepatan

Kecepatan

Dinamika

Harus ikut SOP

Harus bisa bermanuver

Yang dihitung

Kuantitas, HPP, dan semuanya

Kuantitas saja

Bagaimana ERP dan MES Saling Melengkapi

Meskipun ERP dan MES memiliki fokus yang berbeda, keduanya sebenarnya dirancang untuk saling melengkapi dalam mendukung operasi manufaktur yang efisien. ERP mengatur perencanaan dan koordinasi bisnis, sementara MES memastikan eksekusi dan kontrol produksi berjalan lancar di lantai pabrik.

Bayangkan ERP sebagai “otak strategis” perusahaan — menentukan apa yang harus diproduksi, kapan, dan berapa banyak. Sementara MES adalah “tangan dan mata” di lapangan — menjalankan proses tersebut, memantau performa mesin, dan memastikan kualitas produk tetap terjaga.

Ketika kedua sistem ini terintegrasi, hasilnya adalah rantai informasi yang menyatu dari manajemen hingga ke mesin. Misalnya:

ERP mengirim work order ke MES, MES mengeksekusi proses produksi dan mencatat data real-time, Lalu hasilnya dikirim kembali ke ERP untuk laporan biaya dan stok.

Integrasi ini memungkinkan perusahaan mendapatkan visibilitas menyeluruh — dari perencanaan hingga hasil produksi aktual — sehingga keputusan bisa diambil lebih cepat, akurat, dan berbasis data. Inilah inti dari transformasi digital manufaktur yang sesungguhnya: bukan memilih antara ERP atau MES, tapi menggabungkan kekuatan keduanya.

Kesimpulan

Banyak perusahaan manufaktur di Indonesia yang masih menganggap bahwa ERP dan MES adalah sistem yang saling menggantikan. Padahal kenyataannya, keduanya memiliki peran yang berbeda namun saling mendukung.

ERP berfungsi sebagai tulang punggung manajemen bisnis — mengelola perencanaan, keuangan, dan pelaporan biaya produksi. Sementara MES berperan di sisi operasional, memastikan setiap proses di lantai pabrik berjalan efisien, terukur, dan sesuai target.

Perbedaan ERP dan MES harusnya tidak perlu dipermasalahkan. Ketika ERP dan MES diintegrasikan dengan baik, pabrik tidak hanya tahu berapa banyak yang diproduksi, tetapi juga bagaimana produksi itu terjadi dan seberapa efisien prosesnya. Kombinasi inilah yang menjadi fondasi smart manufacturing — di mana keputusan diambil berdasarkan data nyata dari lapangan, bukan sekadar asumsi. Bagi perusahaan yang ingin memulai transformasi digital, memahami perbedaan ini adalah langkah awal menuju produktivitas yang lebih tinggi dan daya saing yang berkelanjutan.

Ingin melihat seperti apa penerapannya di dunia nyata? Silakan lanjut mempelajari artikel berikut ini yang menjelaskan lebih lanjut mengenai Software Manufaktur/ Manufacturing Execution System.


Pelajari bagaimana Biz-A MES dari Imamatek membantu pabrik-pabrik di Indonesia meningkatkan efisiensi dan akurasi produksi melalui digitalisasi yang terukur.

Baca juga artikel berikut: