Software Pabrik: 7 Fitur Penting yang Harus Ada untuk Meningkatkan Produktivitas

7 fitur penting di software pabrik

Fitur apa saja yang harus ada di dalam sebuah software pabrik agar produktivitas kerja meningkat?
Artikel ini membahas 7 fitur penting yang wajib ada dalam sebuah software pabrik modern yang benar-benar mendukung proses produksi di Indonesia.

1. SPK / Work Order

Fitur pertama yang harus ada di software pabrik atau yang disebut juga software manufaktur adalah pembuatan SPK (Surat Perintah Kerja).

ilustrasi input spk di biz-a
Ilustrasi input spk di biz-a

Pengaturan SPK sangat tergantung dari model produksi perusahaan Anda:

SPK bisa berupa:

  • SPK untuk barang jadi (Finished Goods)
  • SPK untuk WIP (Work in Process) jika proses produksi bertahap

Apakah perlu SPK untuk setiap tahap produksi?

Tergantung proses di pabrik Anda.

Untuk Proses konvergen (assembly point): cukup satu SPK.

Keuntungannya:

  • Lebih sedikit item → sistem lebih cepat
  • Proses audit lebih mudah

Proses divergen: wajib dibuat SPK khusus.

Contoh proses divergen:

  1. Plat besi/kaca dipotong menjadi beberapa bagian untuk banyak SPK
  2. Bumbu / tepung / daging campur yang disiapkan untuk banyak pesanan

Untuk SPK WIP proses divergen, perhatikan:

  • Setiap WIP wajib punya kode item
  • Quantity harus dilacak
  • WIP harus punya Batch Number (BN) untuk traceability

Kesimpulan: Software pabrik yang baik harus fleksibel dalam pengaturan SPK, sesuai karakter proses produksi Anda.

2. Scheduling / Penugasan

Setelah SPK dibuat, software pabrik harus memiliki fitur scheduling atau penugasan ke mesin.

Teori scheduling banyak — TOC, JIT, push, pull, FCFS — tetapi di lapangan semuanya bisa berubah karena:

  • Operator absen
  • Mesin rusak
  • Order urgent yang masuk mendadak

Itulah sebabnya jadwal harus fleksibel, bukan kaku.

Scheduling Biz-A MES on the spot by kepala regu
Scheduling Biz-A MES on the spot by kepala regu

Banyak ERP besar gagal karena jadwal tidak bisa diubah mandor.
Software pabrik yang baik harus memberi wewenang kepada kepala regu/mandor untuk mengubah jadwal secara cepat sesuai realita di lapangan.

3. Keluar Barang (Material Issue)

Kesalahan terbesar banyak ERP/software produksi adalah:

Saat bahan baku keluar dari gudang → langsung dianggap terpakai oleh sistem.

Ilustrasi pengeluaran bahan baku dari gudang
Ilustrasi pengeluaran bahan baku dari gudang

Padahal kenyataannya:

  • Bahan baku sering hanya dipindahkan ke “buffer”
  • Tidak langsung terpakai
  • Saat stock opname, data menjadi tidak akurat

Karena itu, software pabrik harus mendukung lokasi fleksibel seperti:

  • Gudang BB (Bahan Baku)
  • Gudang produksi (buffer di depan mesin)
  • Gudang mesin (BB yang sudah dinaikan ke mesin)

Dan harus bisa melakukan transfer bolak-balik seperti diagram di bawah:

Gudang BB ⇌ Gudang Produksi ⇌ Gudang Mesin

4. Penggunaan Barang (Material Consumption)

Pertanyaan penting: Kapan waktu paling tepat mencatat penggunaan bahan baku?

Ideal: saat benar-benar dipakai oleh mesin.

Contoh:

  • Mesin blower plastik → saat biji plastik masuk heater
  • Mesin blender daging → saat bahan masuk blender
  • Mesin gulung coil → saat kawat tembaga dililit ke bobin

Jika kondisi ideal sulit dicapai (karena perhitungan sulit atau operator tidak sempat), alternatifnya: Catat saat hasil produksi selesai.

Untuk output sejenis, tinggal dihitung dengan rumus:
BB = hasil + waste

Untuk output berbeda satuan: Gunakan berat teori dari formula produksi.

  • Software pabrik yang baik harus fleksibel mencatat konsumsi real-time atau setelah hasil dihitung, sesuai jenis industrinya.

5. Pencatatan Hasil Produksi

Software pabrik modern harus bisa mencatat hasil produksi secara real-time.

Jika operator masih menulis di kertas → diserahkan ke admin → baru diinput ERP, maka:

  • software itu bukan untuk pabrik
  • produktivitas operator turun
  • data selalu terlambat
Ilustrasi pencatatan hasil produksi menggunakan sensor
Ilustrasi pencatatan hasil produksi menggunakan sensor

Cara mencatat hasil produksi real-time:

  • Timbangan digital terhubung ke software
  • Sensor counter (infrared, AI, barcode, mekanik, dll)
  • Flow meter untuk cairan atau gas

Dengan IoT:

✔ Pencatatan otomatis
✔ Operator lebih produktif
✔ Data lebih akurat

6. QC (Quality Control)

Software pabrik harus bisa mencatat:

  • Apakah hasil produksi sesuai standar
  • Jika tidak:
    • apa penyebabnya
    • siapa operatornya

Jika QC masuk ke sistem secara real-time, maka dashboard OEE (Overall Equipment Effectiveness) bisa otomatis diperbarui.

Biz-A MES software manufaktur terbaik
Biz-A MES software manufaktur terbaik

Untuk volume produksi tinggi, QC sebaiknya memakai:

  • Sensor otomatis
  • Kamera AI
  • Integrasi IoT

7. Masuk Gudang (Finished Goods In)

Fitur terakhir: barang jadi masuk ke gudang.

Masalah umum di pabrik tanpa software pabrik:

  • Operator kerja 3 shift
  • Admin gudang hanya 1 shift
  • Hasil produksi menumpuk dan butuh waktu untuk diinput
  • Pagi hari admin sales tidak bisa cetak surat jalan
  • Truk tidak bisa berangkat

Dengan software pabrik yang baik:

  • Hasil produksi sudah tercatat real-time
  • Operator gudang hanya perlu:
    • scan barcode barang jadi, atau
    • konfirmasi jumlah dari sistem

Proses serah terima menjadi sangat cepat dan akurat.

Kesimpulan

Demikianlah 7 fitur penting yang harus ada di sebuah software pabrik.

Jika Anda ingin mengimplementasikan software pabrik yang fleksibel dan mendukung proses manufaktur di Indonesia, Anda dapat menghubungi kami untuk konsultasi gratis.

Baca juga artikel kami yang lain: