6 Kesalahan saat Implementasi MES dan Cara Menghindarinya

6 Kesalahan saat implementasi softare manufaktur

Pendahuluan

Banyak perusahaan manufaktur sudah menyadari pentingnya Manufacturing Execution System (MES) untuk meningkatkan efisiensi produksi. Namun, tidak sedikit implementasi MES yang gagal mencapai hasil yang diharapkan — bukan karena teknologinya buruk, tetapi karena kesalahan dalam proses implementasi.

Artikel ini membahas 6 kesalahan umum dalam implementasi MES dan bagaimana cara menghindarinya, agar investasi digital Anda benar-benar memberikan hasil nyata.

Kesalahan #1: Pakai ERP di Floor

Masalah:

ERP atau Enterprise Resource Planning, sesuai dengan namanya, adalah software utk merencanakan penggunaan resource perusahaan di masa depan. ERP tidak di Rancang untuk digunakan di lantai produksi atau floor. Banyak yang masih salah kaprah mengenai hal ini.

Akibat:

Di lantai produksi, semua aktivitas nya masih dicatat manual, baik pakai kertas atau excel. Setelah produksi selesai, baru dicatat di software ERP. 

Solusi:

Untuk floor, harus menggunakan MES, yaitu software manufaktur yang digunakan untuk mencatat mulai dari saat keluar raw material, masuk ke mesin produksi, keluar dari mesin produksi, sampai menjadi finished goods secara real time.

Kesalahan #2: Tidak Memahami Kebutuhan Bisnis Secara Mendalam

Masalah:

Banyak proyek MES dimulai tanpa analisis kebutuhan yang jelas. Tim hanya ingin “punya sistem modern” tanpa tahu fitur apa yang benar-benar dibutuhkan.

Akibat:

Sistem yang dipasang tidak sesuai proses aktual, karyawan bingung, dan akhirnya tidak digunakan secara optimal.

Solusi:

Sebelum memilih vendor atau mulai instalasi, lakukan Business Process Review. Pahami alur produksi, kendala di lapangan, serta prioritas peningkatan. Gunakan hasil ini sebagai blueprint saat memilih atau mengonfigurasi sistem MES.

Kesalahan #3: Banyak Field yang Harus Diisi di Software Manufaktur

Masalah:

User Interface MES yang digunakan terdapat banyak field yang harus diisi oleh operator pabrik. Bentuk entry form-nya seperti excel dengan banyak kolom.

Akibat:

Untuk input data, butuh mouse dan keyboard dan dilakukan oleh admin khusus karena tidak bisa diinput oleh operator produksi.

Solusi:

Cari MES yang User Interface-nya bisa disesuaikan dengan kondisi operator dan terintegrasi dengan sensor-sensor seperti barcode/ RFID scanner, timbangan digital, IoT dan lain-lain.

Kesalahan #4: Pakai PC/Laptop dan keyboard Serta Mouse

Salah satu Kesalahan saat implementasi MES: menggunakan PC/laptop dan keyboard & mouse
Kesalahan software manufaktur: menggunakan PC/laptop dan keyboard & mouse

Masalah:

Karena form entry MES-nya terdapat banyak field dan kolom, maka input device yang harus digunakan adalah keyboard dan mouse.

Akibat:

Butuh dedicated admin untuk input data dan laptop atau PC bisa cepat rusak karena kondisi pabrik yang banyak debu.

Solusi:

Gunakan MES yang bisa di-custom:

  • Pertama: Disesuaikan device dgn jenis pekerjaannya. 
  • Kedua: Mengurangi atau bahkan menghilangkan kesalahan input. 
  • Ketiga: Mudah dan cepat untuk digunakan. 

Contoh: 

Kalau operator gudang mau ambil bahan Baku yang perlu di timbang, device yang yang tepat adalah tablet yang terhubung dgn timbangan digital. Operator tinggal taruh bahan bakunya di timbangan, lalu tekan OK. 

Bandingkan kalau pakai form: Operator timbang, lalu ketik angka hasil timbangan ke form. Lebih lama dan mudah sekali terjadi kesalahan.

Contoh lain: Kalau bahan bakunya ada barcode, gunakan barcode scanner. Sehingga operatornya tinggal scan-scan saja semua bahan baku yang akan dikeluarkan. Selesai.

Kesalahan #5: Pakai Software yang Sudah Jadi

Masalah:

Software MES yang digunakan hanya bisa dikonfigurasi dan disesuaikan secara terbatas. Dinamika pabrik di Indonesia sangat tinggi. Pekerja yang tiba2 absen, mesin yang ngadat, jadwal produksi yang nyelip, atau bahkan stealing adalah hal yang lumrah terjadi di Pabrik di Indonesia. 

Akibat:

Setiap pabrik mempunyai business process khusus. Bila MES tidak bisa mengikuti business process tersebut maka pabrik tersebut terpaksa akan mengikuti business process dari MES-nya. Hasilnya: operator akan merasa repot dan dilema: input data ke software atau kerjakan tugas utamanya, yaitu produksi. Mereka pasti akan memilih mengerjakan tugas utamanya dan mengabaikan software.

Solusi:

Tidak ada yang salah menggunakan software MES yang sudah jadi fitur-fiturnya sepanjang software tersebut bisa di-custom. Kalau software MES-nya sulit atau terbatas customize-nya, ini yang akan jadi isu. Gunakan MES yang bisa di-customize mengikuti business process pabrik Anda.

Kesalahan #6: Dirancang oleh Orang Yang Tidak Paham Lapangan

Masalah:

Saat implementasi MES, hanya tim manajemen yang dilibatkan. Orang lapangan tidak dilibatkan dari awal. Mereka hanya terima jadi saat software sudah selesai.

Akibat:

Sistem terasa “dipaksakan” dari atas, resistensi muncul, dan adopsi berjalan lambat atau tidak berjalan sama sekali.

Solusi:

Saat memulai implementasi MES, libatkan orang yang paham lapangan dari awal proses merancang sistem. Minta masukan dari mereka. Hal ini bukan hanya akan menurunkan resistensi mereka, tapi juga bisa memperlancar saat implementasi sistem karena sudah sesuai dengan kondisi lapangan.

Penutup: Kunci Sukses Implementasi MES

Implementasi MES bukan sekadar proyek IT — ini adalah perubahan budaya kerja di pabrik. Dengan memahami potensi kesalahan dan menyiapkan strategi pencegahan, Anda bisa memastikan investasi MES benar-benar memberikan dampak nyata: efisiensi meningkat, data lebih akurat, dan pengambilan keputusan menjadi lebih cepat.

Jika Anda ingin sistem MES yang fleksibel dan bisa disesuaikan untuk industri Anda, Biz-A MES dari Imamatek siap membantu dari analisis kebutuhan hingga implementasi penuh.

Hubungi kami untuk konsultasi gratis.

Rekomendasi Bacaan yang Lain